Top

KETABAHAN DAN KEBERSAMAAN

KETABAHAN DAN KEBERSAMAAN

Oleh : Zidni Risqiyani

   Sudah setengah tahun lebih virus corona melumpuhkan aktivitas di berbagai negara termasuk negara indonesia. Aktivitas manusia terhenti karenanya, karenanya pula jutaan rencana yang sudah tersusun sedemikian rupa harus tertunda. Manusia limpang-limpung karena segala aktivitas dibatasi. Mereka bingung bagaimana caranya bertahan hidup? Bagaimana caranya memenuhi kebutuhan mereka sedangkan pabrik tempat mereka bekerja harus berhenti beroperasi, kantor tempat mereka bekerja harus tutup karena pandemi ini. Lantas, darimana mereka memperoleh pemasukan sedangkan status mereka kini telah berubah menjadi seorang pengangguran?

   Terlebih lagi bagaimana nasib para penerus bangsa yang tengah berjuang menuntut ilmu? Sekolah dan kampus tempat mereka belajar harus ikut ditutup karena pademi ini. Pembelajaran tatap muka kini diganti dengan pembelajaran tatap gadget. Permasalahannya adalah apakah semua murid punya gadget? Bagaimana dengan mereka yang tidak mempunyai gadget? Darimana mereka bisa memperoleh pelajaran dengan kondisi seperti itu?

   Kenyataan yang terjadi adalah beberapa dari mereka harus putar otak dengan membantu orangtua mereka mencari nafkah demi bisa membeli gadget dan kuota internet. Mereka rela kehujanan dan kepanasan setiap hari nya demi mendapatkan lembar demi lembar rupiah. Ada yang berjualan cilok keliling, menjadi kuli, berjualan es keliling, dan masih banyak lagi. Sungguh miris, waktu yang seharusnya mereka gunakan untuk belajar terpaksa harus digunakan untuk mencari uang demi membeli gadget dan kuota internet.

   Melihat hal tersebut terjadi di negeri ini kita pasti punya rasa empati untuk membantu mereka. Bagaimana caranya? Gotong royong mejadi salah satu jawabannya.

   Gotong royong memanglah sangat perlu dilakukan terlebih lagi saat pandemi seperti ini. Saya yakin pemerintah sudah berusaha sebisa mungkin mencari cara untuk mengatasi berbagai persoalan yang terjadi ditengah-tengah pandemi covid-19 saat ini. Kita semua juga harus ikut bergotong royong untuk membantu pemerintah dan membantu saudara-saudara kita mengatasi permasalahan yang terjadi dan memberikan dukungan antar sesama.

 

   Gotong royong apa saja yang bisa kita lakukan pada saat pandemi covid-19 seperti ini? Dilingkungan masyarakat gotong royong yang bisa kita lakukan contohnya memberi dukungan kepada mereka yang sedang melakukan isolasi mandiri karena covid-19.

   Dukungan tersebut bisa berupa dukungan fisik maupun mental. Karena seseorang yang menjalani isolasi mandiri pasti merasa jenuh dan bisa jadi keadaan psikologis mereka terganggu karena stress atau bahkan depresi berat karena keadaan ini memaksa mereka untuk tidak melakukan aktivitas diluar rumah.

   Dengan dukungan tersebut, mereka akan merasa bahwa mereka tidak sendirian, banyak orang yang mendukung mereka, dan pastinya rasa jenuh dan stress tidak akan terjadi karena mereka mendapat banyak dukungan dari orang-orang terdekat.

   Seperti yang dilansir dari kompas.com, bahwa masyarakat diwilayah Mojopuro, Magetan Jawa timur memberikan dukungan fisik maupun mental kepada warganya selama isolasi mandiri karena covid-19. Hal tersebut juga bisa diterapkan di daerah-daerah lain tentunya.

   Hal lain yang bisa kita lakukan untuk membantu saudara-saudara kita tidak hanya memberikan dukungan fisik maupun mental saja, tetapi bisa juga dengan memberikan bantuan dalam bentuk penyediaan pangan, membagikan masker gratis, dan yang lainya.

   Kembali dilansir dari kompas.com, penyediaan makanan bagi keluarga yang berstatus ODP dilakukan oleh penduduk di desa Wonosari,Gunungkidul, Yogyakarta. Di Kalimantan Barat dan Riau ibu-ibu bergotong royong memproduksi masker kain dan jamu yang kemudian dibagikan secara gratis untuk mencegah penularan virus corona.

   Bersumber dari lensa indonesia, gotong royong juga dilakukan oleh SATGAS covid-19 di daerah Kalibata, Jakarta. Mereka mendirikan dapur umum guna membantu warga yang terdampak pandemi covid-19.

   Pada bulan Mei saat momen ramadhan,siswa-siswi gabungan dari seluruh organisai di SMK Islamiyah sapugarut juga berpartisipasi melakukan gotong royong mengatasi pandemi covid-19 dengan membagikan masker gratis dan takjil di perempatan Buaran dan lampu merah Podo. Hal itu tentunya mendapat banyak respon positif dari masyarakat disana. Saya sebagai anggota OSIS SMK Islamiyah Sapugarut disana juga merasa senang bisa ikut terlibat langsung dalam acara tersebut. Dengan keterlibatan saya dalam acara tersebut membuat saya sadar akan pentingnya sebuah gotong royong.

   Dunia pendidikan juga mengalami dampak akibat pandemi covid-19, pendidikan mengalami perubahan sistem pembelajaran sejak pandemi ini terjadi. Sistem pembelajaran yang tadinya tatap muka kini diganti dengan berbasis online demi mencegah penularan virus corona di kalangan pelajar.

   Sekolah-sekolah ditutup sementara. Pembelajaran dengan sistem daring menjadi pilihan pemerintah untuk melangsungkan kegiatan belajar mengajar saat pandemi covid-19. Sudah tentu banyak pro dan kontra dikalangan masyarakat mengenai hal ini, karena gadget belum tentu dimiliki oleh semua pelajar. Kebutuhan kuota internet juga pastinya meningkat drastis saat ini.

   Melihat permasalahan tersebut terjadi, pemerintah tentunya tidak hanya tinggal diam. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan memberikan kuota gratis bagi seluruh pelajar di Indonesia.

   Seperti yang dilansir dari laman kemendikbud, bahwa pihak telkomsel membagikan kuota 30GB yang bisa digunakan untuk pembelajaran online. Hal itu dilakukan sebagai bentuk kepedulian untuk membantu mengatasi permasalahan tersebut.

   Dalam kehidupan sehari-hari kita perlu menerapkan protokol kesehatan seperti himbauan pemerintah dengan cara mengenakan masker saat beraktivitas diluar, menjaga jarak, rajin mencuci tangan, serta tidak membuat forum/bergerombol di tempat umum. Hal itu juga merupakan salah satu bentuk kepedulian dan dukungan kita kepada pemerintah dalam mengatasi pandemi covid-19 saat ini.[]

Partner :

Talk to us

0285 4415586